top of page
  • Instagram

Apakah resolusi itu nyata?

  • Writer: Baskhoro Dewantoro
    Baskhoro Dewantoro
  • Jun 30, 2021
  • 6 min read

Updated: Jul 2, 2021

Pertama kali mendengar istilah “resolusi” secara pribadi sewaktu di dalam perkuliahan. Mendengar percakapan orang-orang mengenai resolusi yang seolah bernuansa menakjubkan. Berawal dari rasa percaya diri dan keinginan untuk mengubah kebiasaan, hingga pada akhirnya menyerah atas kenyataan bahwa resolusi itu tidak mungkin diwujudkan.


Sebelum membicarakan resolusi, tentunya harus mengetahui sedikit mengenai, “bagaimana bisa tercipta dan dari mana semua ini berawal?” Well, I guess you must know little bit about New Year's resolution history, “Is it important?” Maybe. "Why?” Reduce curiosity.


ree

Di Balik Layar Resolusi

ree

Pada 4.000 tahun yang lalu, masyarakat Babilonia kuno merayakan Tahun Baru bukan pada bulan Januari, lebih tepatnya Maret. Semua itu terjadi atas panen di musim semi, masyarakat melakukan festival yang disebut Akitu atau Akitum, acara yang berlangsung selama 12 hari. Pentingnya festival ini adalah ritual khusus yang menegaskan antara umat manusia dengan para dewa.


Kaisar Julius Caesar menetapkan 1 Januari sebagai tahun baru, tujuannya untuk menghormati nama yang sama dengan bulan tersebut, yaitu Janus, dewa dari Romawi yang memiliki dua wajah.


“Dua wajah?” Yup. Satu wajah melihat ke depan dan satu wajahnya yang melihat ke arah kebelakang, sehingga memungkinkan Janus untuk melihat kembali ke masa lalu dan melihat ke masa depan.


Pada tanggal 31 Desember, orang-orang Romawi membayangkan Janus melihat ke arah belakang, yaitu dapat melihat ke tahun lalu dan maju menuju ke tahun yang baru. Hal itu yang menjadikan orang Romawi membuat resolusi tahun baru dan memaafkan musuh atas permasalahan di masa lalu. That’s it. That’s the point.

ree
Julius Caesar. Picture from Britannica.
Tapi, “Apakah itu benar?” Siapa yang mengetahui dan mungkin saja hanyalah kecocok-kecocokan sesaat.

Mengenai Resolusi Tahun Baru


Secara pribadi, sewaktu mendengar resolusi, semua berawal dari individu-individu yang menciptakan imajinasi agar digapai oleh mereka, justru semakin hari berlalu, semakin “kacaunya” impian yang mereka inginkan pada tahun tersebut.

ree

Analoginya seperti domino yang berjejer berdiri, jika domino di depan terjatuh, maka semua yang berada di belakangnya pun ikut runtuh. Itulah mengapa pada waktu itu penilaian mengenai resolusi hanyalah memperburuk keadaan, seperti rantai kegagalan yang perlahan-lahan merenggang dan berkarat. Hanya asumsi, rantai tersebut saling berhubungan mungkin akibat motivasi dalam suatu “permulaan” sesuatu yang baru dan segar. Namun, ketika rantai di depan berkarat, motivasi itu pun runtuh dan secara tidak sengaja mempengaruhi rantai-rantai resolusi lainnya.


Membahas resolusi yang terjadi pada masa sekarang, secara mudahnya seperti janji terhadap diri sendiri, mengurangi yang tidak perlu atau bahkan buruk, lalu memperbaiki yang perlu atau memang harus dilakukan.


Dahulu memikirkan mengenai resolusi tidaklah selalu akan menjadi kenyataan, justru hanya menambah beban yang tidak perlu.


Pada tahun sebelum 2021, sama sekali tidak ada keinginan untuk membuat resolusi, di dalam kepala ungkapan itu hanyalah “kebohongan” belaka yang dirasa untuk “menyamarkan” kekurangan atau memperhalusnya. You got my point? GOOD!


Hanya saja dunia tahu apa yang sedang terjadi pada awal 2020. Yup. Pandemic! Peristiwa yang sampai hari ini terjadi benar-benar merubah banyak hal: kesehatan, ekonomi, aktivitas bahkan kehidupan!


Di sela-sela “keanehan” yang sedang terjadi, pada pertengahan 2020 mencoba untuk fokus terhadap 3 kebiasaan: (1) Membaca; (2) Workout dan; (3) Meditasi. Sebelumnya, membaca hanyalah membaca, mencari tahu “jawaban-jawaban” yang ada di dalam kepala. Olahraga, menjadi satu-satunya kegiatan yang terlalu malas untuk dilakukan. Terakhir, meditasi sebelumnya hanyalah dilakukan ketika bangun atau menjelang tidur, pada pertengahan 2020 meditasi justru sebagai jembatan yang menghubungkan aktivitas yang telah dilewati ke aktivitas yang akan dijalani.


Jika menggunakan skala dari 1-10, membaca berada di tingkat delapan, meditasi berada di tingkat enam dan workout berada di tingkat tiga. Semakin tinggi tingkatnya, semakin suka, semakin rendah you know what’s I mean, right? Don't like it too much, doesn't mean hate it.

ree

Pada tahun itu pula berfokus kepenulisan, hanya saja kepenulisan tidak termasuk perhitungan dalam kegiatan berkala, tanpa dijadwalkan mengalir sendiri atas keinginan. Oleh sebab itu, membaca, workout dan meditasi yang menjadi tiga fokus utama.


Hasil Resolusi Pada Tahun Baru


Pada awal akan memasuki 2021, tiga kegiatan tersebut berulang-ulang dijalani-dan benar 2021 justru membuat resolusi yang hanya berfokus pada tiga kategori tersebut, ditambah kategori yang baru yaitu latihan bahasa. Menulis mudahnya menjadi kebiasaan dan langsung berada di tingkat 9, latihan bahasa justru berada di bawah workout antara 1 dan 2. Bahasa sangatlah susah untuk dipelajari secara pribadi, kecuali bahasa Inggris, keinginan untuk belajar bahasa Belanda atau Jerman sampai sekarang hanya berada pada kata-kata saya dan Anda. Sangat buruk bukan.

ree

Akhirnya mulai Januari 2021 hingga sekarang memasuki bulan Juni, saya mencoba untuk menghitung total buku yang telah dibaca mencapai 29, kalian bisa melihatnya di Instagram. Sekarang sedang membaca, Yasunari Kawabata – Daerah Salju.


Di sinilah yang selalu menjadi pertanyaan, “Do you really know everything you have read? MAYBE. “Apakah kamu dapat menyebutkan setiap lembar halaman?” TIDAK. Sama seperti menonton film, beribu film yang ditonton, mungkin saja telah lupa pada setiap scene atau dialog yang menggugah, hanya saja kalian ingat inti dari permasalahan film tersebut. Mungkin seperti itu analogi yang dapat diaplikasikan mengenai membaca.


Workout justru menjadi lebih hidup pada 2021 daripada pertengahan 2020, tidak tahu alasannya apa, tapi dari Januari-Mei workout menjadi salah satu “kepuasan” tersendiri sama seperti bersepeda setiap minggu. Sebelumnya membicarakan mengenai, resolusi sama seperti domino yang berdiri berjejer, jika di awal terjatuh lalu yang lainnya mengikuti, ternyata tidak. Workout tidak bisa dilakukan sesuai jadwal akibat turunnya daya immune dalam tubuh dan memang tidak bisa dilakukan, meski rekor pribadi dari Januari-Mei tidak terputus.


Meditasi justru yang menjadi keanehan, Januari-Maret justru tidak bekerja secara mulus, tetapi April-Juni malah mengalami kenaikan yang tidak terputus sama sekali.


Pembahasan untuk belajar bahasa tidak bisa dibicarakan sekarang, akibat hanya berjalan enam bulan dari awal tahun 2021, alasannya karena secara pribadi belum melihat gambaran besarnya dan mungkin baru dapat terlihat pada akhir 2021 atau memasuki 2022.


Permasalahan Mengenai Resolusi Tahun Baru


“Tapi, tidak semua resolusi berjalan sesuai dengan kemauan?” YA. Resolusi memang tidak berjalan sesuai kemauan, seperti workout, meditasi dan belajar bahasa. Workout atas kurangnya daya immune, meditasi dan belajar bahasa menurut saya akibat lack of discipline.


Resolusi tahun baru yang seperti domino berdiri berjejer, menjatuhkan tiang-tiang lainnya. Inilah yang paling penting untuk dibahas, jika dianalogikan seperti "domino yang berdiri berjejer" maka rekor workout yang terputus dari Januari-Mei, dapat saja mempengaruhi Juni-Desember, tentunya workout akan benar-benar mengalami kematian atas lack of discipline untuk memulai ulang. Mengulangi benar-benar dari dasar akan selalu menjadi permasalahan. Pentingnya untuk tidak pernah melihat rekor dan kesalahan-kesalahan kecil yang menyebabkan terganggunya resolusi.


Domino-domino tersebut tentu saja bisa runtuh dan mengganggu tiang-tiang lainnya, di sinilah "perlunya" memiliki strategi agar dapat mencapai resolusi yang diinginkan pada tahun tersebut.


Cara Menanggulangi Resolusi yang Terbengkalai


Asumsi saya berawal dari strategi, di dalam resolusi yang saya punyai tidak ada suatu spesifikasi seperti; (1) membaca buku yang banyak; (2) memiliki badan yang bagus dan meningkatkan kesehatan; (3) mengendalikan ketenangan; (4) menulis buku dan menerbitkan dan; (5) menguasai bahasa. TIDAK. TIDAK SEPERTI ITU. Setiap orang punya strateginya sendiri-sendiri dan memang harus dirinya sendiri yang mencari.


Strategi setiap orang tentunya berbeda-beda, ada yang memang menulis secara menyeluruh, tetapi ada pula yang hanya menulis inti. Saya bukanlah orang yang menulis secara menyeluruh, hanya menulis inti namun mengetahui arah dan tujuannya.


"Bagaimana bisa tanpa menuliskan secara spesifik tahu arah tujuannya?" Seperti yang saya bilang di awal, resolusi seperti janji terhadap diri sendiri mengurangi yang tidak perlu atau bahkan buruk, lalu memperbaiki yang perlu atau memang harus dilakukan.


Kembali untuk melihat resolusi-resolusi yang "diinginkan", jika menuliskan secara spesifik; (1) membaca hingga 60 buku pada tahun ini, itu benar-benar tidak akan menjadi menyenangkan, di dalam kalimat itu terdapat "kewajiban" yang haruslah dipenuhi-dan belum lagi jika semua itu gagal atau tidak mencapai target, rasa penyesalan hingga tidak lagi berpikiran untuk berkembang pun dapat saja muncul.


Saya hanya menuliskan membaca, tapi tahu di dalam kepala untuk apa saya membaca dan apa gunanya membaca buku ini. Semua atas keinginan untuk menjawab teka-teki, memperbanyak kosa kata, belajar menulis cerita dan tulisan. Tanpa ditulis secara spesifik pun tidak sengaja merambah ke "bidang" mana pun.


Perlu diingat, setiap orang memiliki strateginya yang berbeda, tapi bukan berarti orang tersebut tidak dapat belajar dari strategi orang lainnya. Jika, strategi orang lainnya tidak bekerja secara baik, mudahnya langsung tinggalkan, lalu mencari strategi yang baru. Setiap orang dapat menemukannya, selama dia mau mencari strateginya.


Resolusi yang Tak Kunjung Berhasil


"Bagaimana jika resolusi itu tak kunjung berhasil?" Anggap saja seperti ini, mengurangi berat badan pada tahun ini 25 kg. That’s a lot. Tapi berhasil sampai 10 kg. Di sinilah pentingnya untuk melihat kapasitas individu tersebut, well 10 kg termasuk sangatlah banyak dan tentunya banyak pengorbanan yang telah dilakukan agar dapat menuju ke angka tersebut.


Pada tahun berikutnya berfokus untuk mengurangi 10 kg, di tahun sebelumnya individu itu telah memiliki kapasitas mengurangi 10 kg, sehingga tanpa harus "meraba-raba" seberapa kemampuan dan tingkatannya, individu tersebut dapat mencapai atas hasil pada tahun sebelumnya.

"Resolusi yang tidak tercapai bukanlah akhir dari segalanya"

Tidak tercapainya resolusi bukan berarti dunia telah berakhir, kehidupan akan punah. Resolusi hanyalah jenjang untuk mempertaruhkan pada kebiasaan yang baru, selama kebiasaan tersebut mengundang kebahagiaan bagi yang menjalaninya dan bermanfaat untuk dirinya terlebih lingkungan, maka tidak ada salahnya dia mempertahankan.


Menurut saya, ini semua hanya permainan yang berada di otak, tentu terdapat lack of discipline, fresh start effect dan sebagainya. Hanya saja, manusia haruslah sering melatih otaknya, mencoba berenang di dalam impulse yang seringkali menjadi permasalahan.


Pada pertengahan tahun ini, membaca, menulis, meditasi dan workout menjadi hal yang menyenangkan, belajar bahasa oh why you so difficult, I don’t understand! Melatih tidaklah selalu berhasil, sehingga itulah disebut melatih, seperti belajar. Belajar tidaklah selalu memahami, tapi bukan berarti orang tersebut tidak memiliki progress, membuka atau mencari tahu sendiri itu telah termasuk progress.


Kebiasaan yang berulang-ulang akan terus terlaksana semua atas tanpa kesadaran, sama seperti keluar menggunakan baju, kita sadar harus menggunakannya pada saat keluar. Di situlah kebiasaan menjelma menjadi bagian diri sendiri.


Aplikasi yang Dapat Membantu

  1. Money Lover (Berhubungan dengan keuangan)

  2. Boosted (Berhubungan dengan management waktu)

  3. Notion (Berhubungan dengan segala note atau coretan)

  4. Meditio (Meditasi)

  5. Workout 30 Day's (Olahraga)


Sumber









Comments


Sins of My Knowledge

  • Instagram

© 2021 by Dewantoro. Proudly created with Wix.com

SOMK - Newsletter

Thanks for submitting!

bottom of page